Halaman

Jumat, 04 Juli 2008

Akhirnya...

Akhirnya...
Waktu telah menjawab semua. Ketidak adilan, persekongkolan bahkan penghianatanpun telah terurai jelas. Rasanya percuma bagiku yang telah mendedikasikan tenaga, waktu dan pikiranku untuk mempertahankan semua ini, tapi semua terasa sia-sia. Aku bukan menyesali apa yang telah ku lakukan, karena pantang bagiku menjilat ludah sendiri. Setidaknya, aku tahu karakter-karakter para penjilat yang mondar-mandir di depan mataku.
Semua seakan tunduk pada titah Raja Namrud. Aku benci semua kepura-puraan ini. Didepanku, semua orang seakan tersenyum sangat lebar. Akan tetapi, dibalik punggungnya, mereka mengepalkan seleruh jemarinya kecuali jari tengah, seraya berkata "Fuck You". Sungguh menyebalkan!!!
Yeah...I am retired from Bestari. Tepatnya, aku, Pinandu dan Nisa. Kita sudah mengambil keputusan yang besar. I think We're is the winner not the loser. Setidaknya, kita harus mencari kegiatan baru untuk menyibukkan diri dan melupakan semua yang telah terjadi. Bagaimanapun juga, It's look so funny. Kmi serasa diberi tontonan gratis, lucu pula.
Sebelum surat skorsing kami terima, setidaknya kami telah melakukan pembantaian beruntun. Hal tersebut selain bertujuan memberikan sebuah shock therapy kepada beberapa orang yang sok pintar, kami (Aku dan Pinandu) juga ingin melakukan "pengiriman tim SAR" terhadap berita kami. Rencana berjalan lancar, meski terdapat pembelaan yang tidak beralasan dari para tetua, sungguh tidak adil.
Aku benci semua ini. Hingga saat ini, semua orang tetap saja berpura-pura menjadi malaikat untukku. Aku hanya butuh mengumpulkan kembali rencana hidupku yang berantakan. Dan aku percaya pasti hal yang lebih baik yang akan mengganti semua yang telah kutanam dan kusemai. Yaech... I believe that!
Sekali lagi, waktu akan menjelaskan, siapa yang pecundang dan siapa yang pemenang...!

1 komentar:

Desy mengatakan...

perang lawan pecundang tuh ngerugiin kita, mulai dari waktu, tenaga and lainnya. ga usah ditanggepin orang2 tidak brainy animals itu. tetap, hidup adalah perbuatan, katanya soetrisno bachir. hehehe